gembong

Enam Desa di Pati Berstatus Sebagai Desa Wisata, Mana Saja?

Enam Desa di Pati Berstatus Sebagai Desa Wisata, Mana Saja?
Bukit Pandang Desa Durensawit, Kayen, Pati, Jawa Tengah
VisitPati.Com - Ngetrip, Enam Desa di Kabupaten Pati mendapat prediket sebagai Desa Wisata. Yakni, Desa Jimbaran, Talun, Durensawit di Kecamatan Kayen, Desa Bageng, Desa Sitiluhur di Kecamatan Gembong dan Desa Gunungsari di Kecamatan Tlogowungu.

Hal ini, seperti yang diungkapkan oleh Sutopo, Kabid Destinasi Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Pati dalam satu kegiatan bertema desa wisata di Desa Talun, Kayen, Pati. Sabtu, 18 November 2017.

Desa wisata adalah suatu wilayah dengan luasan tertentu dan memiliki potensi keunikan daya tarik wisata yang khas dengan komunitas masyarakatnya yang mampu menciptakan perpaduan berbagai daya tarik wisata dan fasilitas pendukungnya untuk menarik kunjungan wisatawan.

Tipe dan Jenis Desa Wisata :

  • Desa Wisata berbasis keunikan sumber daya alam sebagai daya tarik utama;
  • Desa Wisata berbasis keunikan sumber daya budaya sebagai daya tarik utama;
  • Desa Wisata berbasis keunikan aktifitas ekonomi kreatif sebagai daya tarik utama;
  • Desa Wisata berbasis kombinasi (keunikan sumber daya alam, sumber daya budaya dan aktifitas ekonomi kreatif).

Tingkat perkembangan Desa Wisata sendiri ada tiga jenjang, yakni:

  1. Berpotensi dengan ciri: masih berupa potensi yang dikembangkan, pengembangan sarana dan prasarana pariwisata masih terbatas, belum ada kunjungan wisatawan, kesadaran masyarakat terhadap potensi wisata belum tumbuh;
  2. Berkembang dengan ciri: sudah mulai dikenal dan dikunjungi wisatawan, sudah terdapat pengembangan sarana dan prasarana dan fasilitas pariwisata, sudah tercipta lapangan pekerjaan dan aktifititas ekonomi bagi masyarakat setempat, kesadaran masyarakat terhadap potensi wisata sudah mulai tumbuh, masih memerlukan pendampingan dari pihak terkait;
  3. Maju dengan ciri: sudah menjadi destinasi wisata yang dikenal dan banyak dikunjungi oleh wisatawan, sarana prasarana dan fasilitas pariwisata sudah memadai, masyarakat sudah mandiri dan mampu mengelola usaha pariwisata secara swadaya, sudah terbangun sepenuhnya masyarakat yang sadar potensi wisata, mampu membangun jaringan promosi dan pemasaran secara swadaya maupun kerjasama, dapat menjadi model percontohan desa wisata lain.

Lalu, apa sih keuntungan menjadi desa wisata:

  1. Munculnya berbagai peluang usaha di desa;
  2. Muncul banyak peluang pendapatan bagi warga desa dan lapangan kerja;
  3. Masyarakat menjadi Guyub dan Rukun;
  4. Pendapatan bagi kas desa;
  5. Transfer Pengetahuan;
  6. Lingkungan Menjadi Bersih, Indah dan Rapi;
  7. Lingkungan Alam Terperhatikan;
  8. Dukungan pemerintah menyediakan sarana prasarana,
4 Prinsip Pembangunan Desa Wisata di Jawa Tengah


Konsep pembangunan desa wisata intinya menekankan empat (4) prinsip , sebagai berikut:

  1. Layak secara Ekonomi (Economically Feasible)
  2. Berwawasan lingkungan (Environmentally Feasible)
  3. Dapat diterima secara sosial (Socially Accepable)
  4. Dapat diterapkan secara teknologi (Technologically Appropriate)
Prinsip Economically Feasible, menekankan bahwa proses pembangunan harus layak secara ekonomi, dilaksanakan secara efesien untuk dapat memberikan nilai manfaat ekonomi yang berarti baik bagi pembangunan wilayah maupun peningkatan kesejahteraan masyarakat lokal.

Prinsip Environmentally Feasible, menekankan bahwa proses pembangunan harus tanggap dan memperhatikan upaya-upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan (alam maupun budaya), dan seminimal mungkin menghindarkan dampak negatif yang dapat menurunkan kualitas lingkungan dan mengganggu keseimbangan ekologi.

Prinsip Socially Accepable, menekankan bahwa proses pembangunan harus dapat diterima secara sosial, dimana upaya-upaya pembangunan yang dilaksanakan agar memperhatikan nilai-nilai, norma-norma yang ada dilingkungan masyarakat, dan bahwa dampak pembangunan tidak boleh merusak tatanan tersebut;

Prinsip Technologically Appropriate, menekankan bahwa proses pembangunan yang dilaksanakan secara teknis dapat diterapkan, efesien dan memanfaatkan sumberdaya lokal dan dapat diadopsi oleh masyarakat setempat secara mudah untuk proses pengelolaan yang berorientasi jangka panjang

(ys)

About redaksi

0 comments:

Post a Comment

Powered by Blogger.